Perpustakaan
sebagai lembaga penyedia ilmu pengetahuan dan informasi mempunyai peranan yang
signifikan terhadap lembaga induk serta masyarakat penggunanya. Untuk tujuan
tersebut, perpustakaan juga perlu merealisasikan misi dan kebijakannya dalam
memajukan masyarakat dengan mempersiapkan tenaga pustakawan yang memadai,
koleksi yang berkualitas serta serangkaian aktifitas layanan yang mendukung
suasana pembelajaran yang menarik. Perkembangan perpustakaan pada era
masyarakat informasi telah dimanfaatkan sebagai salah satu pusat informasi,
sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, dan pelestarian khasanah ilmu
pengetahuan..
Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan
penelitian di perpustakaan Kodam,
Menurut keterangan dari narasumber yaitu Bapak Kapten cpr Aminoto
dan Bapak Mayor
Irwandi Basuki perpustakaan kodam dibangun setelah bencana tsunami
menimpa Aceh pada tahun 2004. Perpustakaan ini kembali mengalami kemajuan mulai
tahun 2005 dan terus berkembang pesat hingga 2007. Pada tahun 2006 perpustakaan
ini merupakan sumber dokumentasi karena pada masa itu perpustakaan kodam
memiliki koleksi buku terlengkap tentang pengetahuan dan sejarah Aceh.
Perpustakaan
merupakan gudang ilmu dan jendela dunia. Tanpa perpustakaan akan sulit atau
bahkan mustahil mencari ilmu karena perpustakaan merupakan salah satu sarana
pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Seiring
dengan berkembangnya teknologi
saat
ini kita dapat dengan mudah mengakses informasi yang kita butuhkan melalui
internet. Namun, informasi yang kita dapatkan di internet kadang sumbernya
tidak jelas.
Perpustakaan yang
berdiri di bawah pimpinan Bintaldam yang bekerja sama dengan perpustakaan rindam,
kodim, dan korem ini tercatat memiliki 3.900 buku dan sekitar 2.000 majalah,
serta terdapat 3000 kaset dan CD yang menjadi dokumentasi Aceh yang salah
satunya CD tentang asal mula terbentuknya dunia. Sistem pelayanan perpustakaan
yang dimiliki perpustakaan kodam antara lain layanan interen dan eksteren. Layanan
interen merupakan pelayanan yang khusus melayani keanggotaan seperti PNS dan
tentara pada jam dinas, sedangkan layanan eksteren merupakan pelayanan yang melayani
masyarakat umum. layanan yang diberikan
itu seperti peminjaman buku dan ruang baca. Batas waktu yang diberikan untuk peminjaman
buku di perpustakaan ini maksimal dua minggu. “Dulu proses peminjaman lengkap
dengan petugas dan kartu-kartu namun di karenakan
banyak anggota yang pindah dalam proses pendataan mengakibatkan perpustakaan
ini berjalan tanpa ada orang yang mengerti tentang perpustakaan” ujar salah
satu narasumber.
Program yang
dijalankan di perpustakaan kodam sesuai komando atas: protab tw (perawatan pemeliharaan perpustakaan). Jika ada buku
yang masuk, pustakawan wajib melapor ke atasan dan memberi nomor klasifikasi.
Selain itu, pustakawan juga bertugas memberi pembekalan kepada anggota
perpustakaan yang baru. Di perpustakaan ini juga terdapat lemari arsip dan
dokumentasi sama seperti di perpustakaan-perpustakaan umum lainnya, hanya saja
arsip dan dokumentasi yang dimiliki di perpustakaan kodam sangat terbatas. Di perpustakaan
ini juga belum ada layanan referensi tetapi di perpustakaan ini sudah memiliki
17 pembagian ilmu. Menurut keterangan
dari bapak mayor Irwandi, fungsi perpustakaan itu adalah sebagai informasi
militer/umum, sebagai referensi/rujukan, sebagai tempat hiburan, dan sebagai
tempat edukatif. Selain itu, di perpustakaan ini memiliki program
pelayanan/pengunjung yaitu: harus tepat
waktu, menjaga kebersihan, kerapian, melayani pengunjung ke perpustakaan tapi
ada keterbatasan, berusaha supaya bisa bekerja sama dengan perpustakaan yang
lain. Perpustakaan kodam juga membuat program rencana pembangunan seperti:
nonfisik yaitu membuat sosialisai tentang sejarah, seluruh provinsi Aceh dan
Fisik yaitu pembuatan arsip, rak buku dan ruang referensi.
Kelebihan yang terdapat di perpustakaan kodam ialah tempatnya
strategis sehingga mudah di jangkau, nyaman,
aman, dan juga pustakawannya ramah. Kekurangan dari perpustakaan ini adalah
kurangnya personil atau anggota di dalam perpustakaan, fasilitas masih
terbatas, dan tidak memiliki arsip/ dokumentasi.
Upaya yang
dilakukan untuk membuat perpustakaan ini maju
ialah melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum tentang pentingnya
perpustakaan bagi pengguna di setiap staf anggota atau di sekolahkan/khursus,
jika anggaranya kurang biasa
disumbangkan melalui hibah, menjalin kerja sama dengan perpustakaan lain. Dan harapan
kedepannya mensosialisasikan kepada yang lain. Tetapi tidak mudah, dikarenakan
mereka juga mempunyai tantangan dalam melakukan kegiatan tersebut karena jadwal
yang bentrok dengan jadwal kemiliteran dan mereka bukan latar belakang seorang
pustakawan tetapi TNI. (Banda Aceh)